Banyak Warkop Terindikasi Ajang Prostitusi
Published on: Saturday, January 29, 2011 //
Sabtu, 29 Januari 2011 18:14
Pantauan media ini, hampir di setiap desa di Tulungagung berdiri warung kopi. Dari warung kopi yang telah menjamur ini, memang kebanyakan mempekerjakan anak dibawah umur. Yang mengherankan, sekian tahun beroperasi, tidak ada tindakan yang dilakukan pihak terkait untuk meminimalisir perkembangannya. Dedi
TULUNGAGUNG – Banyak Warung Kopi (Warkop) yang tersebar di wilayah Kabupaten Tulungagung, terindikasi menjadi ajang prostitusi terselubung. Selain itu, keberadaan Warkop tersebut juga mempekerjakan anak dibawah umur.
Menurut salah seorang pengunjung Warkop, sebut saja Sulthon, para pemilik Warkop kebanyakan menganjurkan agar pekerjanya dengan segala cara membuat para pelanggannya merasa nyaman dan betah. Termasuk mau untuk dicubit, diraba, bahkan termasuk dicium oleh pelanggan.
Ungkapnya, kebanyakan pengusaha Warkop juga sengaja merekrut karyawan dari daerah lain yang notabene jauh dari lokasi Warkop.
“Kebanyakan mereka mengaku dari daerah Trenggalek, Kediri, Blitar, bahkan ada yang mengaku dari luar provinsi lain,” ujarnya.
Lanjutnya, para pekerja Warkop sendiri tidak segan-segan untuk ikut bila diajak keluar pelanggan. Bahkan, di Desa Ngujang Kabupaten Tulungagung, seorang pekerja Warkop terkena razia pihak Kepolisian di salah satu tempat kos-kosan, bersama seorang pria pada malam hari.
“Ketika ditanya identitas tidak bisa menunjukkan, karena masih berumur 16 tahun,” katanya.
Hadi, penggemar Warkop lainnya, memastikan bahwa tidak menutup kemungkinan Warkop, hanyalah sebuah kedok bagi usaha mereka.
Hadi menambahkan, dirinya merasa risih melihat adegan yang tidak semestinya dilakukan di tempat umum ketika berkunjung ke salah satu Warkop
“Yang saya bingungkan mereka berpelukan dan berciuman di warung. Pemiliknya, kok diam saja,” tambahnya.